BEGINNING

Wednesday, March 10

FANFIC : PERANG!! EPISODE 2 DAN 3

Alert : Post ini untuk 20 thn ke atas..Bahasa dan isi ekstrim..klo punya masalah dengan itu, lewatkan post ini..Kami sudah peringatkan!!

Episode 2

Kristen menuju kamar hotelnya Nikki, yang sedang menunggunya bersama Ashley. Dia mengetuk pintu dengan tidak sabar sambil melihat-lihat sekeliling apakah ada cowo-cowo itu.

"Damn! Kok aku jadi paranoid gini kayak Rob seh!"  Kata Kristen sambil menyisir rambutnya dengan tangan, satu lagi hal yang diikutinya dari Rob. Damn it. Pintu terbuka sedikit, dan dia melangkah masuk, tapi berhenti mendadak setelah menyadari sesuatu.

"Oh my fucking god!Nikki kau terlihat seperti gadis dari Willy Wonka." Kristen berhenti dan terdiam melihat penampilan Nikki ayng biru, buakn biru terang, tapi biru bluberry, dan hanya wajahnya saja yang berwarna normal.

"Yeah,..Kris..Aku sadar kok.Tapi makasih karena kau udah ingetin lagi. Mereka naro pewarna  ke dalam body showerku. aku sedang menunggu telepon Caroline, jadi dia bisa memberitahuku bagaimana menghilangkan ini. Mereka lebih baik berdoa agar ini bisa segera hilang! Atau aku akan menggantung testis mereka di atas remaja-remaja yang berteriak!"

Kristen berusaha menahan tawanya melihat Nikki. Karena dia tidak boleh tertawa dengan perbuatan 3 idiot itu. Kristen berusaha merubah tawanya menjadi batuk-batuk sambil menggigit bibirnya.

"Ashley akan kemari sebentar lagi, dia langsung bersiap-siap begitu tadi kau menelepon. Dia harusnya sudah selesai, dia mau ngerjain Jackson dikamarnya. Ashley pikir, sebaiknya 2 hari ke depan ini, kita harus selalu bersama-sama. Biar lebih aman."

"Yeah..itu adalah tindakan yang tepat."

"Kami tidak yakin apakah kau dan Rob dapat bertahan di malam hari."

"Sebenarnya aku baru kasihtau dia bahwa dia tidak boleh menyentuhku sampai ini selesai."

"Tidak mungkin. Kau pikir kau bisa melakukan itu."

"Dia berkata hal yang sama padaku, seolah-olah aku ini maniak, apa!"

"Mmm..tidak." Nikki menjawab dengan ragu-ragu.

"Well...makasih banget Nik!"

"Oh plis deh..Kau kan selalu tidak dapat menahan diri kalau melihat Rob, langsung terkam setiap ada kesempatan."

Kristen gak peduli kalo pada apa yang dikatakan Nikki adalah benar, tapi setidaknya dia membutuhkan sedikit support sekarang ini. Kristen sudah berusaha menahan diri untuk tertawa melihat temannya berubah jadi biru, tapi malah temannya tidak mendukungnya sedikitpun.

"Asal kau tau saja, aku sudah menolaknya sebelum aku kemari." Dia tidak mau mengakui kalau sebenarnya dia hampir tergoda di kamar mandi.

"Jadi apa yang membuatmu tidak mau menyentuhnya?"

"Aku cuma ingin membalas sedikit untuk tahun lalu."

"Well, good luck with that. Aku harap kau bisa di atas, uppss..Maksudku aku harap kau bisa memberi padanya,..shit..memakunya,..tunggu bukan itu maksudku aku harap dia mendapatkan pelajaran yang keras, fuck..bahkan itu juga terdengar porno."

Kristen memutar matanya sambil terus mengawasi Nikki yang berusaha memberi komentar yang pantas tentang apa sebenarnya yang ingin dikatakannya.

"Wow thats sucks."

"Tidak sebanyak yang kau hisap..shit..sori Kris. Ini salah cowo-cowo itu, aku terlalu sering ngumpul bareng mereka jadinya caraku berpikir pun sudah seperti mereka."

"Itu menakutkan."

Nikki mengangguk.Kemudian HPnya berbunyi,..

"Sukurlah Caroline. Jadi bagaimana aku harus menghilangkannya.."

Kristen hanya duduk sambil separuh mendengarkan percakapan itu, sambil berfikir apa yang sedang direncanakan oleh cowo-cowo itu. Mulai hari ini dia akan membawa semua peralatan mandinya kemanapun dia pergi. Dia tidak mau seperti Nikki.

"Ok..sabun belerang ya..Baiklah.Thx Caroline."

Kristen mengangguk saat Nikki menoleh ke arahnya.

"Aku akan membeli sabun itu untukmu dan beberapa body scrub, Nikki."

"Makasih Kris..Kau yang terbaik." Sambil memeluk Kristen.

"Aku akan segera kembali."


Episode 3

Rob tersenyum dalam tidurnya, dan berusaha masih pura-pura tidak sadar, dia dapat merasakan bibir Kristen pelan-pelan menurun di tubuhnya, merasakan gigitan lembut di tubuhnya. Siapa yang mau bangun dan tidak merasakan ini? Rob merasakan tangan Kristen menarik rambutnya dengan lembut dan memberikan sedikit pijatan di kepalanya.

"Ayo bangun..aku berusaha berbaik hati, tapi yang kau lakukan hanyalah mendesah dengan mata masih tertutup. Ini agak seram tau. Aku datang cuma mau kasih tau kalo aku perlu menggunakan kamar mandimu, aku tidak percaya kalian belum melakukan apa-apa untuk ngerjain aku."

Rob berusaha membuka matanya, dan melihat wajah Kristen yang samar-samar. Kristen masih duduk di pangkuannya, jadi Rob yakin kalau Kristen tau dan merasakan ereksi pagi harinya. Dia meletakkan tangannya di pinggang Kristen, menjaga agar Kristen tidak bergerak. Dia pasti bodoh kalau tidak mengambil kesempatan sebelum Kristen berdiri.

"Aku tau apa yang kau lakukan tapi itu tidak akan berhasil." Kata kristen

Rob tersenyum mendengar perkataan Kristen yang diakhiri dengan erangan.

"Stop it Rob."

"Tidak." Rob terus menggosok-gosok badan Kristen ke badannya. Kristen menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya. Rob dapat merasakan kuku Kristen yang menekan dadanya.

"Aku kesini untuk numpang mandi, bukannnya untuk beruntung."

"Beli satu gratis satu." Dia merasakan kemenangan, Kristen akan menyerah sebentar lagi, dia bisa merasakannya. Kristen menunduk untuk menciumnya dengan kasar, Rob bisa merasakan frustasi dari ciumannya. Rob bisa membayangkan, saat mereka selesai bercinta, dia akan bahagia sepanjang hari ini. Rob benar-benar berharap. Mulut Kristen meninggalkan mulutnya, dan bergerak ke arah telinganya, sambil memberikan gigitan kecil di telinganya.

"Kau tidak memakai apa-apa di bawah selimut itu."

"God.yeah!" Rob menyentuhkan pinggulnya ke arah Kristen, merasakan kepuasan saat Kristen agak terkejut.

"Itu membuatnya jadi lebih mudah." Kristen mengosokkan tubuhnya kearah Rob, Rob dapat merasakan gairahnya yang semakin meningkat. Rob sangat membutuhkan Kristen, merasakannya, bau tubuhnya, semua tentang Kristen dia butuhkan. Dia tidak pernah puas dengan Kristen. Memikirkan saat bercinta dengannya sambil Kristen meneriakkan namanya membuat Rob gemetar. Dia hanya mempermalukan dirinya sendiri kalau dia tidak bisa menguasai dirinya.

"Aku bukan apa-apa jika tidak mempersiapkannya." Kata Rob.

"Baiklah. Letakkan tangan di bawah kepalamu. Tidak boleh menyentuh." Kristen mendorong tangan Rob ke atas, dan Rob berpegang di besi kepala kasur. Jika Kristen ingin pegang kendali siapa yang mau menolak.

"Aku rasa aku ingin main kasar. Benar-benar kasar. Bisa kita mulai?"

"Apapun yang kau inginkan, Love."

"Apakah kau bisa merasakan betapa bersemangatnya aku, apakah kau juga bersemangat?"

"God! Yes!" Tangan Rob samapi sakit karena memegang erat besi kepala kasurnya.

"Itu bagus, baby..sangat bagus.." Kristen merenggangkan tubuhnnya di atas tubuh Rob,

"Mau aku melepaskan kaosku?"

"Yeah." Rob melihat Kristen yang perlahan-lahan membuka kaosnya kemudian di bawah kaos itu Rob melihat bra renda warna pink. Kristen menjatuhkan kaos itu dimuka Rob hingga menutupi matanya. dia dapat merasakan Kristen ingin memindahkan kaos itu, ketika dia berhenti.

"Hmm..Aku rasa biarkan di situ saja. Kita tidak pernah bercinta dengan mata tertutupkan. Aku suka ini. apakah kau suka?"

"Yeah."

Rob benar-benar tidak peduli akan hal lainnya, dia hanya tidak ingin Kristen berhenti menyentuhnya. Dia merasakan tangan Kristen di samping tubuhnya, menyentuhnya dengan lembut. Dan dia merasa rileks ketika tiba-tiba dia mendengar bunyi klik yang pelan, diikuti dengan klik yang lainnya. Dia merasakan berat di pergelangan tangannya, saat dia berusaha melepaskan besi yang dipegangnya, tangannya tidak bergerak seinci pun.

Kris..Kristen..ada apa ini sebenarnya?!" Semangat yang tadi dia rasakan berganti dengan kejengkelan.

"Aku membutuhkan ini." Dia merasakan kaos yang menutupi matanya diambil.

"Apa yang kau lakukan?"

"Umm...Berpakaian."

"Kau harus melepaskan borgol ini." Rob berusaha bicara dengan tenang.

"Aku rasa tidak. Lagipula kau terlihat bagus terikat seperti itu. Kau seharusnya bangga aku bisa menolak godaan. Aku akan membuktikan bahwa aku bukan seks maniak seperti yang kalian pikir."

Rob mendengar Kristen membongkar tasnya.

"Kau tetap seks maniak, Love.Aku jamin setelah perang ini selesai kau pasti akan menggunakan borgol ini lagi untuk alasan yang bagus."

"Itu tidak membuat aku jadi seks maniak, itu hanya berarti aku suka punya rencana ke depan."

"Siapa yang punya rencana untuk borgol."

"Jadi aku aneh karena punya rencana dengan menggunakan borgol, sedangkan kau sendiri punya persiapan whip cream dan saus coklat. Apakah kau dengar aku mengeluh, tidak, karena aku adalah pacar yang supportif."

"Aku tidak merencanakan itu."

"Ya kau merencanakannya. Kau sengaja menyiapkan di kulkasmu. Kalau-kalau nanti malam kau sedang nafsu, kau sudah punya persiapan whip cream dan saus coklat. Kau yang sebenarnya seks maniak.

"Bukan aku yang mengajak untuk quikie seks di semak-semak minggu lalu di sela-sela syuting."

"Ya..hanya di luar dinding trailer."

"Tapi itu ide yang bagus kan. Kau sampai berusaha keras untuk tidak berteriak." Kata Rob sambil tersenyum mengingat hal itu.

"Ya Aku sampai menggigit bibirku keras-keras sampai sedikit berdarah."

"Lepaskan aku, Love, nanti kau dapat berteriak sekencang mungkin."

"Tidak."

"Damn it."

"Aha..ketemu juga."

Rob melihat Kristen mengeluarkan kamera yang dibelikannya untuk hadiah ulang tahunnya dan berbalik ke arahnya.

"Kau bercanda kan Kris..Aku berbaring di sini, dalam keadaan bugil dan 'keras' , dan kau mau mengambil gambarku??!"

"Kurang lebih. Ini lah dirimu yang sopan, tapi aku lebih tau bahwa kau tidak."

Kristen meletakkan bantal di antara kaki Rob.

"Say cheese." Kristen mengambil foto Rob saat Rob terikat dengan borgol. Rob mengamati Kristen mengambil sesuatu dari kantongnya, sebuah spidol, dan menunduk ke arah Rob.

"Kristen, jangan berani-beraninya kau menulis di badanku.Brengsek! aku akan membalasmu Kristen, sejauh ini aku terlalu lembut padamu, liat saja nanti." Kristen selesai menulis dan tersenyum.

"Lihat..kau akan disini semalaman. Dan aku hanya punya waktu besok sampai tengah malam sebelum ini berakhir. So..aku rasa aku punya kesempatan yang bagus."

"God!Aku suka banget kalo lihat kamu marah, membuat aku jadi 'naik'." Dan Kristen mencium Rob sebelum akhirnya keluar dari kamar itu.

"Love you." Rob hanya bisa membalas dengan geraman dan melihat Kristen meletakkan tanda "jangan ganggu" di pintu kamarnya. Dia melihat tulisan yang ditulis Kristen di dadanya.

"Punya Kristen. Awas jangan pegang."

"Liat nanti kalau aku bisa memegangmu ya ,Love." Dia menggerutu sendiri, tau bahwa dia harus menunggu teman-temannya untuk muncul atau menunggu Kristen untuk kembali. Kejadian yang paling buruk adalah, tukang pembersih kamar muncul dan tidak mempedulikan tanda "jangan ganggu" di pintunya. Itu pasti fantastik..

Bersambung..
____________________________

Huahahahaha..gw mau tuh jadi kang pembersih kamar trus liat Rob naked??wkwkwkwkkw..

Saling berantem gak mau ngaku seks maniak..huahahaha..sama-sama seks maniak juga!di semak-semak???OMR!huahahahah..

So gimana tuh kelanjutannya?? Sapa dong yang nyelamatin Rob..Trus tuh foto Rob buat apa ma Kristen? Apa yang dilakukan Rob buat bales Kristen???

Semakin seru!!

Makasih xglamour84gurlx atas fanficnya yang luar biasa!gw ampe ngakak baca berapa kalipun!

Translator n Post : Melinda

















1 comment:

  1. mana mana terusannya? pnasaran nii...wkwkwkwkkkk...

    ReplyDelete